Name : Dewi Mariam
Nim : 09620030
Class : Biology A
Tugas Taksonomi Tumbuhan Tinggi
Deskripsi genus Lindsaea
- Klasifikasi
Kingdom……….. plantae
Divisio …………….Pteridophyta
Classis……………. Filicopsida
Subclassis ………Filicidae
Ordo……….Polypodiales
Familia………….. Polypodiaceae
Subfamilia ……….Davallioideae
Genus ……………..Lindsaea
- Deskripsi Morfologi
Mempinyai rhizome yang berbentuk protostelic
tepi lapisan tipis yang tidak bergerak tanpa kontrol otak: sorus yang dilindungi oleh indusium yang sudah terpasang, membuka ke arah tepi lapisan tipis. pinnae tidak mengartikulasikan.
Lindsaea adalah suatu jenis dari sekitar 180 jenis tumbuhan paku, 15 terdapat di Australia Austria. Dua Jenis Diantaranya adalah Lindsaea microphylla Dan Lindsaea linearis. Nama adalah untuk menghormati ahli bedah Yohanes Lindsay Jamaica. Jenis kadang-kadang dieja Lindsaya. Jenis Speciesnya adalah Lindsaea trapeziformis.[1]
Midrib adalah suatu selebaran yang beralur, dan alur rachis terbuka bagi mengijinkannya, alur midrib adalah suatu selebaran cabang samping; tepi selebaran kemudian adalah kurang lebih decurrent sepanjang sisi rachis itu. di dalam hal lain tepi yang basiscopic yang dikentalkan suatu selebaran adalah decurrent pada atas tepi rachis alur.
Pembagian genus menjadi dua subgenera dengan tiga belas bagian, menambahkan kedua bagian tamahan . subgenera adalah ; lindsaea dengan dasarnya terestrial , pendek untukrimpang merayap agak panjang dengan prastiti radial simetris atau hampir sistematis. Dan Odontoloma dengan rimpang lebar crapping ephytic atau scandent dengan prastiti sangat dorsiventral. Spesies ini diwakili dalam subgenera baik.[2]
- System reproduksi
Sori selalu bersatu di akhir beberapa pembuluh darah, dan sisik yang kekurangan papillae, dan sori kadang-kadang dilindungi oleh suatu indusium bagian dalam. Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
- Siklus Hidup
Pada tumbuhan paku, yang biasa kita lihat adalah generasi sporofit. Pada awal musim panas, akan nampak bercak-bercak kecoklatan pada bagian bawah anak daun tumbuhan paku. Bercak-bercak tersebut disebut sorus dan berisi banyak sporangium. Jika kita lihat lebih dalam, di dalam sporangium ini terjadi pembelahan meiosis dari satu sel induk spora menghasilkan empat sel spora. Jika kelembaban menurun, sel-sel bibir berdinding tipis dari masing-masing sporangium terpisah dan anulus terbuka dengan perlahan-lahan, lalu dengan gerak yang cepat anulus meletik kedepan dan mengeluarkan spora-sporanya. Jika spora-spora ini sampai pada habitat yang sesuai, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk benang-benang sel. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi protalus yang dilengkapi dengan rizoid yang berfungsi untuk membantu penyerapan air dan mineral dari dalam tanah. Sel-sel protalus ini bersifat haploid dan merupakan generasi gametofit yang dewasa.
Pada bagian bawah protalus terdapat organ-organ seks, yaitu anteredium untuk pembentukan sperma dan arkegonium untuk pembentukan ovum. Apabila cukup air, sperma akan dilepas dan berenang menuju arkegonium, fertilisasi antara sel telur dengan sperma terjadi di dalam arkegonium, setelah terjadi fertilisasi dan terbentuk zigot, maka dimulailah generasi sporofit yang baru. Embrio sporofit berkembang dengan pembelahan mitosis yang terjadi berulang dari zigotnya.[3]
Homospora, paku jenis ini akan menghasilkan jenis spora yang disebut makrospora (megaspora) dan mikrospora yang berbeda sifatnya. Pola spora di hasilkan oleh sporangium yamg terdapat pada sporofit. Contohnya : Lycopodium sp (paku kawat). Tetapi pada tumbuhan paku homospora hanya dihasilkan satu jenis spora dalam sporangiumnya.
- Kunci identifikasi masing-masing jenis
Daun palem menyirip untuk bipinnate; pinnae dari daun palem menyirip atau pinnules dari bipinnate membelah atau tidak membelah pelepah; vena bebas atau anastomosing; sori menyatukan Apeks banyak pembuluh darah, atau pada vena lebih sedikit berakhir dengan sisi indisium bebas.[4]
- Deskripsi Jenis Spesies
a) Lindsaea ensifolia Sw. subsp. ensifolia
Ciri :
Ø Kecil tapi pakis understorey sangat umum dengan suatu pendek/singkat merambat rhizome.
Ø Daun palem adalah hitam dengan jarang [menyalakan/ menerangi] pinnae lingkar hijau..
Ø Habitat: umum Dalam semua macam tempat kediaman, dari hutan ke heath
Ø Distribution: All Australian states, New Zealand, Norfolk Island, New Caledonia.[6]
b) Lindsaea linearis (Screw Fern)
Ciri :
Ø Kecil tegak dengan daun pakis hijau pucat 5-20cm panjang. Pinna dipasangkan, jarak dekat sepanjang malai, dan kipas berbentukuntuk 10mm panjang. Pinnule biasa yang lebih luas dari padapanjang. Daun subur yang sempit dan lebih lama. Dapat ditemukan tumbuh di antara tanaman lain dari HansensTrack. (bawah) Subur daun palem yang menunjukkan pembentuk tubuhspora sepanjang tepi luar pinna tersebut.
Ø Ini adalah paku pakis kecil dan merambat,, terdapat di atas tanah
Ø Batangnya adalah suatu kemerah-merahan berwarna coklat dan dan daunnya berbentuk seperti kipas.The Daun paku sangat kecil- yang satu di dalam foto itu panjangnya sekitar 10-12 cm.[8]
c) Lindsaea orbicutata (Lamk.) Mett
Ciri :
Ø Habitus: Terna, menahun, tinggi 20-30 cm
Ø Batang: Bulat,menjalar,berbulu kasar,coklat.
Ø Daun: Majemuk, menyirip, reset akar,tangkai silindris, keras, kaku hitam anak daun bentuk bulat atau oval, asimetris, ujung dan pangkal membulat, panjang 0,5-1 cm, lebar 0,5-1 cm, ke ujung ukuran menyempit, permukaan licin,hijau.
Spora: Sorus bulat, memanjang atau berbentuk garis, sepanjang tepi sisi bawah daun, coklat.
Ø Akar : Serabut, hitam.
Ø Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan paku yang dapat ditemukan tumbuh di semak-semak, di hutan, bawah batu atau pada pangkal pohon, terutama di tempat-tempat yang lembab, pada ketinggian 400 m sampai 2000 m di atas permukaan laut. Pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun.[10]
Ø Bagian yang digunakan : Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Ø Kegunaan : Anti bakteri, anti nyeri dan pembersih darah.
Ø Khasiat dan pemanfaatan
a. Obat kudis: seluruh bagian tanaman paku tanah segar sebanyak 30 gram, dicuci, ditumbuk halus ditempelkan pada bagian yang sakit dibalut bersih.
b. Obat diare: seluruh bagian tanaman paku tanah segar sebanayk 3.0 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
Ø Kandungan kimia : Daun paku tanah mengandung saponin, cardenolin dan flavonoida.
d) Lindsaea bolivarensi
Ciri:
Ø Daun menyirip atau menyirip (Pinnate) ganda, daun yang mati tak terlepas dari rhizom.
Ø Merupakan paku tanah atau epifit
Ø Sorus pada tepi bawah daun, bentuk bulat, memanjang atau bangun garis.Indusium berbentuk sesuai dengan bentuk sorusnya, terbuka pada bagian yang menghadap pada tepi daun.[12]
Daftar Pustaka
ABRS website. Commonwealth of Australia. http://www.anbg.gov.au/abrs/online-resources/flora/stddisplay.xsql?pnid=4507. "Lindsaea".
Dryand, Trans. Linn. Soc. 1979. Copel Gen. Fil. :52
Dryander J. 1797. Lindsaea, a new genus of ferns. Transactions of the Linnean Society of London 3: 39–43
Dryander J. 1797. Lindsaea, a new genus of ferns. Transactions of the Linnean Society of London 3: 39–43
Holttum, R E. 1959. Flora Malaisiana Seri II Pteridophyta Ferns and Fern Alies. Netherland.
Kramer ,KU. 1972. The Lindsaeoid Ferns of The Old World VI. Continental Asia,Japan and Taiwan. Garld bull. Sing. 26: 1-48
Kramer KU. 1957. A revision of the genus Lindsaea in the new world with notes on allied genera. Acta Botanica Neerlandica 6: 97
Kramer, K. 1990. The American paradox in the distribution of fern taxa above the rank of species. Annals of Missouri Botanical Garden, 77, 330±333.
Lin S-J, Kato M, Iwatsuki K. 1990. Sporogenesis, reproductive mode, and cytotaxonomy of some species of Sphenomeris, Lindsaea, and Tapeinidium (Lindsaeaceae). American Fern Journal 80: 97–109.
Wolf PG. 1995. Phylogenetic analyses of rbcL and nuclear ribosomal RNA gene sequences in Dennstaedtiaceae. American Fern Journal 85: 306–327.
[1] Holttum, R E. 1959. Flora Malaisiana Seri II Pteridophyta Ferns and Fern Alies. Netherland.
[2] Kramer ,KU. 1972. The Lindsaeoid Ferns of The Old World VI. Continental Asia,Japan and Taiwan. Garld bull. Sing. 26: 1-48
[3] Dryander J. 1797. Lindsaea, a new genus of ferns. Transactions of the Linnean Society of London 3: 39–43
[4] Dryand, Trans. Linn. Soc. 1979. Copel Gen. Fil. :52
[6] Wolf PG. 1995. Phylogenetic analyses of rbcL and nuclear ribosomal RNA gene sequences in Dennstaedtiaceae. American Fern Journal 85: 306–327.
[8] Lin S-J, Kato M, Iwatsuki K. 1990. Sporogenesis, reproductive mode, and cytotaxonomy of some species of Sphenomeris, Lindsaea, and Tapeinidium (Lindsaeaceae). American Fern Journal 80: 97–109
[10] Kramer, K. 1990. The American paradox in the distribution of fern taxa above the rank of species. Annals of Missouri Botanical Garden, 77, 330±333.